Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap organisme yang tidak memerlukan oksigen
untuk tumbuh.
untuk tumbuh.
- Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen dengan kadar atmosfer.
- Anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika tersedia.
- Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor (akseptor elektron terminal).
Mikroaerofil adalah organisme yang dapat menggunakan oksigen, tetapi
hanya pada konsentrasi yang rendah (rentang mikromolar rendah); pertumbuhannya
dihambat oleh level oksigen yang normal (sekitar 200 mikromolar). Nonaerob adalah organisme yang tidak dapat
tumbuh bila terdapat konsentrasi mikromolar oksigen, tetapi dapat tumbuh dan
diuntungkan pada konsentrasi nanomolar oksigen.
Anaerob
obligat dapat menggunakan fermentasi atau respirasi
anaerobik. Jika
terdapat oksigen, anaerob fakultatif menggunakan respirasi
aerobik; tanpa
oksigen beberapa diantaranya berfermentasi, beberapa lagi menggunakan respirasi
anaerobik. Organisme aerotoleran hanya dapat berfermentasi. Mikroaerofil
melakukan respirasi aerobik, dan beberapa diantaranya dapat juga melakukan
respirasi anaerobik.
Terdapat
beberapa persamaan kimia untuk reaksi fermentasi anaerobik.
Energi
yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang disimpan dalam
regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5% energi per molekul gula
daripada yang dapat dihasilkan oleh reaksi aerobik.

C6H12O6
+ 2 ADP + 2 fosfat → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi
yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP
dari ADP per glukosa.
Bakteri
anaerobik dan archaea menggunakan jalur ini dan beberapa jalur lainnya
dalam melakukan fermentasi seperti: fermentasi asam
propionat, fermentasi
asam
butirat,
fermentasi pelarut, fermentasi asam campuran, fermentasi
butanediol, fermentasi
Stickland, asetogenesis atau metanogenesis.
Beberapa
bakteri anaerobik menghasilkan toksin (racun) seperti toksin tetanus atau
botulinum yang sangat berbahaya bagi organisme yang lebih besar, termasuk
manusia.
Anaerob obligat akan mati bila
terdapat oksigen karena tidak adanya enzim superoksida dismutase dan katalase
yang dapat mengubah superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya karena
adanya oksigen.
Bakteri Staphylococcus
Bakteri
yang tergolong berbentuk kokus gram positif ada dua famili yaitu :
Famili Micrococcaceae dan Famili Streptococcaceae. Anggota Famili Micrococcaceae
ditandai dengan adanya enzim sitokrom yang memberikan tes benzidin dan katalase positif. Famili ini memiliki 2 genus yaitu : genus Staphylococcus dan genus Micrococcus. Sedangkan anggota Famili Streptococcaceae tidak ditemukan enzim sitokrom sehingga dengan tes benzidin dan test katalase hasilnya negatif. Famili ini memiliki 2 genus yaitu : genus Streptococcus dan genus Aerococcus. Bakteri genus Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada manusia. Staphylococcus berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip gerombolan buah anggur. Kebanyakan tidak berbahaya dan tinggal di atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Mereka juga menjadi mikroba tanah. Staphylococcus sering diisolasi dari produk makanan, debu dan air. Genus Staphylococcus mencakup 31 spesies. Genus ini dapat ditemui di seluruh dunia. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan.
Famili Micrococcaceae dan Famili Streptococcaceae. Anggota Famili Micrococcaceae
ditandai dengan adanya enzim sitokrom yang memberikan tes benzidin dan katalase positif. Famili ini memiliki 2 genus yaitu : genus Staphylococcus dan genus Micrococcus. Sedangkan anggota Famili Streptococcaceae tidak ditemukan enzim sitokrom sehingga dengan tes benzidin dan test katalase hasilnya negatif. Famili ini memiliki 2 genus yaitu : genus Streptococcus dan genus Aerococcus. Bakteri genus Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada manusia. Staphylococcus berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip gerombolan buah anggur. Kebanyakan tidak berbahaya dan tinggal di atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Mereka juga menjadi mikroba tanah. Staphylococcus sering diisolasi dari produk makanan, debu dan air. Genus Staphylococcus mencakup 31 spesies. Genus ini dapat ditemui di seluruh dunia. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan.
Morfologi Staphylococcus
Bakteri
Staphylococcus berbentuk bulat menyerupai bentuk buah anggur yang tersusun rapi
dan tidak teratur satu sama lain. Sifat dari bakteri ini umumnya sama dengan
bakteri coccus yang lain yaitu:
1 =) Berbentuk
bulat dengan diameter kira-kira 0,5 – 1,5 µm.
2 =) Warna
koloni putih susu atau agak krem.
3 =) Tersusun
dalam kelompok secara tidak beraturan.
4 =) Bersifat
fakultatif anaerobic.
5 =) Pada
umumnya tidak memiliki kapsul.
6 =) Bakteri
ini juga termasuk juga bakteri nonsporogenous (tidak berspora).
7 =) Sel-selnya
bersifat positif-Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan (non motile).
8 =) Bersifat
pathogen dan menyebabkan lesi local yang oportunistik.
9 =) Menghasilkan
katalase.
1 =)
Tahan terhadap pengeringan, panas dan Sodium Khlorida (NaCl) 9 %.
1 =)
Pertumbuhannya dapat dihambat dengan cepat oleh bahan kimia tertentu seperti
Hexachlorophene
3%.
1 =)
Sebagian besar adalah saprofit yang hidup di alam bebas, namun habibat
alamiahnya adalah
pada permukaan epitel golongan primate/mamalia.
pada permukaan epitel golongan primate/mamalia.
Bakteri
yang memiliki genus Staphylococcus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut:
• warna koloni putih susu atau agak krem,
• warna koloni putih susu atau agak krem,
•
bentuk koloni bulat, tepian timbul,
•
sel bentuk bola, diameter 0,5-1,5 um,
•
terjadi satu demi satu, berpasangan, dan dalam kelompok tidak teratur,
Menurut Holt et al, (1994), bakteri Staphylococcus sp. Gram +, tidak berspora, tidak motil, fakultatif anaerob, kemoorganotrofik, metil red positif, tumbuh optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada NaCl 1-7%, dengan dua pernapasan dan metabolisme fermentatif. Koloni biasanya buram, bisa putih atau krem dan kadang-kadang kuning keorangeorangean. Bakteri ini katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrat menjadi nitrit, rentan lisis oleh lisostafin tapi tidak oleh lisozim.
Suhu Optimum pertumbuhan 35-37oC.
Suhu
Minimum pertumbuhan 10oC.
Suhu
Maksimum pertumbuhan 42oC
Suhu
Lethal 62oC 30-60 menit
Suhu
Lethal 72oC 15 menit.
FISIOLOGI
Bakteri Staphylococcus mudah tumbuh pada berbagai macam-macam media, bermetabolisme aktif dengan meragikan karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi mulai dari pigmen berwarna putih sampai kuning tua.
Bakteri Staphylococcus mudah tumbuh pada berbagai macam-macam media, bermetabolisme aktif dengan meragikan karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi mulai dari pigmen berwarna putih sampai kuning tua.
Bakteri
Staphylococcus sebagian menjadi anggota flora normal kulit dan selaput lendir
pada manusia, sebagian lagi menjadi bakteri patogen yang menyebabkan bermacam-macam
penyakit atau gangguan dalam tubuh seperti radang bernanah, sampai sepsis yang
bisa berakibat fatal. Sehingga bakteri ini dapat menyebabkan hemolisis yaitu
pemecahan sel-sel darah, menggumpalkan plasma karena sifat koagulasenya, dan
menghasilkan berbagai macam enzim-enzim yang dapat merusak sistem imun dan
kandungan toksin pada bakteri tersebut yang bersifat destruktif.
STRUKTUR ANTIGEN
Struktur
anti gen dari Staphylococcus terdiri atas:
a . Peptidoglikan
b . Asam
teikhoik
c . Protein
A
d . Kapsul
e . Enzim
dan toksin-toksin yang ada pada Staphylococcus
Staphylococcus menyebabkan penyakit baik melalui kemampuannya untuk berkembang biak dan menyebar dalam jaringan, maupun melalui bahan-bahan ekstraselular yang dihasilkannya.
Bahan-bahan
tersebut adalah :
a)
Katalase, enzim yang mengkatalisir perubahan H2O2 menjadi air dan oksigen.
b)
Koagulase, adalah protein mirip enzim yang dihasilkan oleh Staphylococcus.
Enzim ini dapat
membekukan plasma oksalat atau plasma sitrat bila di dalamnya
terdapat faktor-faktor
pembekuan. Koagulase ini menyebabkan terjadinya deposit
fibrin pada permukaan sel
Staphylococcus yang menghambat fagositosis.
c)Enzim-enzim
yang lain, seperti hialuronidase satu faktor penyebaran, staphylokinase
yang
menyebabkan fibrinolisis, proteinase dan beta-laktamase.
d)
Eksotoksin, yang bisa menyebabkan nekrosis kulit.
e)
Lekosidin, yang dihasilkan Staphylococcus menyebabkan infeksi rekuren, karena leukosidin
menyebabkan Staphylococcus berkembang biak intraselular.
f)
Toksin eksploatif, yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus terdiri dua
protein yang
menyebabkan deskuamasi kulit yang luas.
g)
Toksik penyebab Sindroma Renjatan Toksik, (toksik shock syndrome toxin) dihasilkan
oleh
sebagian besar strain Staphylococcus yang menyebabkan sindroma shock
toksik.
h)
Enterotoksin, dihasilkan oleh Staphylococcus aureus yang berkembang biak pada makanan,
toksin ini tahan panas, dan bila tertelan oleh manusia bersama
makanan, akan menyebabkan
gejala muntah berak (keracunan makanan).
GAMBARAN KLINIK
1)
Infeksi superficial
a)
pyoderma impetigo
b)
follikulitis, furunkel, terjadi akibat infeksi melalui folikel rambut
c)
abses dan karbukel
2)
Infeksi jaringan dalam
a)
osteomielitis, pada madibula
b)
pneumonia
c)
andokarditis akut
d)
arthritis akut, bakteriemi, septikemi, dan abses organ bagian dalam.
3)
Penyakit akibat toksin Staphylococcus
a)
scal ded skin syndrome atau impetigo bullosa dan Staphylococcus scarlet fever.
b)
keracunan pada makanan karena Staphylococci (Staphylococcal food poisong)
c)
Toxic Shock Syndrome (TSS)
PATOGENITAS KUMAN Staphylococcus
Umumnya
dapat menimbulkan penyakit pembekakan (abces) seperti:
1)
Jerawat
2)
Periapikal Abces
3)
Infeksi saluran kemih (primer)
4)
Infeksi ginjal (sekunder)
5)
Infeksi kulit
TEMPAT BERKEMBANG BIAK BAKTERI
Staphylococcus
Adapun
tempat berkembang biaknya bakteri Staphylococcus :
1)
Pada rongga mulut (Staphylococcus aureus, S. Anaerob, S. Epidermis)
2)
Ada pada kulit (Staphylococcus Epidermidis)
3)
Ada di hidung dan mungkin ada pada permukaan (Staphylococcus aureus)
4) Ada di saluran nafas atas terutama farink (Staphylococcus Epidermidis)
4) Ada di saluran nafas atas terutama farink (Staphylococcus Epidermidis)
5)
Ada di saluran kemih (Staphylococcus)
6)
Staphylococcus juga terdapat dalam darah bersama kuman lainnya.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1)
Sampel yang digunakan untuk menentukan bakteri Staphylococcus adalah :
a)
Apusan mukosa atau kulit
b)
Nanah
c)
Darah
d)
Bilasan trachea/bronchus
e)
Cairan liquor
2)
Identifikasi dilakukan dengan cara :
a)
Preparat hapus, dibuat langsung dari bahan pemeriksaan dan diwarnai
dengan cara
pewarnaan Gram.
b)
biakan dan identifikasi dengan melakukan tes-tes biokimia.
c)
tes serologi dan tes tiping.
d)
tes kepekaan antibiotic.
PENGOBATAN
Pengobatan bakteri Staphylococcus dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberian antibiotik yang bersifat bakterisidal maupun yang bersifat bakteriostatik.
Pengobatan bakteri Staphylococcus dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberian antibiotik yang bersifat bakterisidal maupun yang bersifat bakteriostatik.
2.
Pemberian obat anti inflamasi untuk menurunkan radangnya untuk mengobati
penderita
dengan tepat diperlukan data pemeriksaan kepekaan kuman penyebab
infeksi terhadap
berbagai obat antibiotik yang tersedia di pasaran.
Pemeriksaan
kepekaan kuman terhadap antibiotik dapat dengan cara sebagai berikut :
a)
Cara Cakram
Dipakai
cakram kertas saring yang telah mengandung antibiotik dengan kadar tertentu dan
diletakkan diatas lempeng agar yang telah ditanami kuman. Diameter zona
hambatan
pertumbuhan kuman yang tampak menunjukkan sensitivitas kuman tersebut
terhadap
antibiotik
bersangkutan.Penilaian terhadap zona hambatan dilakukan
dengan membandingkan besarnya
diameter zona hambatan dengan tabel. Hasil penilaiannya berupa sensitif, resisten dan
intermediate. Kuman yang sensitif terhadap suatu jenis antibiotik akan memperlihatkan zona
hambatan yang lebih besar dari jangkauan nilai yang terlihat pada tabel.
diameter zona hambatan dengan tabel. Hasil penilaiannya berupa sensitif, resisten dan
intermediate. Kuman yang sensitif terhadap suatu jenis antibiotik akan memperlihatkan zona
hambatan yang lebih besar dari jangkauan nilai yang terlihat pada tabel.
Kuman
yang resisten tidak menunjukkan adanya zona hambatan pertumbuhan atau menunjukkan
zona hambatan yang diameternya lebih kecil dari jangkauan nilai pada tabel. Diameter zona
hambatan kuman yang besarnya terletak diantara jangkauan nilai pada tabel berarti kepekaan
kuman terhadap suatu antibiotik bersifat intermediate.
zona hambatan yang diameternya lebih kecil dari jangkauan nilai pada tabel. Diameter zona
hambatan kuman yang besarnya terletak diantara jangkauan nilai pada tabel berarti kepekaan
kuman terhadap suatu antibiotik bersifat intermediate.
i.
Bahan cara ukuran :
i)
swap kapas
ii)
kaldu BHI dalam 2 tabung, masing-masing 2 ml
iii)
biakan kuman staphylococcus aureus pada agar miring
iv)
lempeng agar Mueller Himton (MH) dua buah setiap kelompok
v)
cakram antibiotika : penicillin, kloramfenikol, dan gentamisin.
vi)
pingset kecil
ii.
Cara kerjanya
i)
Buat ekspensi kuman dalam kaldu BHI dengan swap kapas
ii) Pada lempeng agar MH usapkan suspense kuman tadi dengan swap kapas secara merata.
ii) Pada lempeng agar MH usapkan suspense kuman tadi dengan swap kapas secara merata.
iii)
Dengan pinset yang disterilkan diatas api, ambil cakram antibiotikan yang
disediakan dan
letakkan diatas lempengan agar yang telah ditanami kuman.
letakkan diatas lempengan agar yang telah ditanami kuman.
iv)
Gramkan lempeng agar tersebut dalam Inkubator 35 o C selama 16-18 jam. jangan
luap
member label nama kuman.
member label nama kuman.
b)
Cara Tabung
Dalam
hal ini dilakukan penipisan antibiotik dalam tabung-tabung rekasi dan dicari
konsentrasi antibiotik terendah yang masih dapat menggambarkan pertumbuhan kuman. Ini
disebut konsetrasi hambatan minimal (RHM) suatu antibiotika. KHM Lazon juga disebut MIC
(Minimal Intibitory Consetrasion).
konsentrasi antibiotik terendah yang masih dapat menggambarkan pertumbuhan kuman. Ini
disebut konsetrasi hambatan minimal (RHM) suatu antibiotika. KHM Lazon juga disebut MIC
(Minimal Intibitory Consetrasion).
Klasifikasi Staphylococcus.
Genus
Staphylococcus mencakup 31 spesies. Kebanyakan tidak berbahaya dan tinggal di
atas
dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Mereka juga menjadi mikroba tanah. Genus
ini dapat ditemui di seluruh dunia.
dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Mereka juga menjadi mikroba tanah. Genus
ini dapat ditemui di seluruh dunia.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Bacteria
Filum
: Firmicutes
Kelas
: Cocci
Ordo
: Bacillales
Famili
: Staphylococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Macam-macam
spesies Staphylococcus antara lain :
•
S. auricularis •
S. capitis •
S. caprae
•
S. felis •
S. haemolyticus •
S. hominis
• S. intermedius • S. lugdunensis • S. saprophyticus
• S. intermedius • S. lugdunensis • S. saprophyticus
•
S. schleiferi •
S. vitulus •
S. warneri
•
S. Xylosus •
Dan lain-lain.
Spesies
yang sering dijumpai:
1.
Staphylococcus aureus
2.
Staphylococcus epidermis / Staphylococcus epidermidis/ Staphylococcus albus.
3.
Staphylococcus safropitis / Staphylococcus saprophyticus
Genus
Staphylococcus terdiri lebih dari 30 jenis spesies, yang biasanya
diklasifikasikan ke
dalam:
dalam:
1)
Staphylococcus yang menghasilkan koagulase. Misalnya : Staphylococcus aureus,
yang
patogen utama pada manusia menjadi penyebab banyak penyakit infeksi.
patogen utama pada manusia menjadi penyebab banyak penyakit infeksi.
2)
Staphylococcus yang tidak menghasilkan koagulase. Misalnya : Staphylococcus
epidermis,
yang menjadi biasa penghuni kulit. Namun sering menjadi penyebab infeksi nosokomial, dan
Staphylococcus saprophyticus, yang banyak menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) pada
wanita.
yang menjadi biasa penghuni kulit. Namun sering menjadi penyebab infeksi nosokomial, dan
Staphylococcus saprophyticus, yang banyak menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) pada
wanita.
3)
Staphylococcus yang lain : tidak dibahas mendalam karena terjadi pada hewan dan
menyebabkan infeksi pada hewan.
menyebabkan infeksi pada hewan.
Staphylococcus
masih sensitif untuk beberapa antibiotik yang baru ditemukan tapi resistensi
bisa terjadi sangat cepat. Sebagian besar Staphylococcus sudah resisten terhadap golongan
penicillin karena bakteri ini menghasilkan penicilinase atau beta-laktamase.
bisa terjadi sangat cepat. Sebagian besar Staphylococcus sudah resisten terhadap golongan
penicillin karena bakteri ini menghasilkan penicilinase atau beta-laktamase.
Identifikasi Staphylococcus
A.)Bahan
Pemeriksaan
1.
Klinis : Pus/nanah hijau, hapus luka, sputum, darah, feces, nasal sekresi,
cairan cerebro-
spinal, urine, sel aspirasi dari paru-paru atau tulang.
spinal, urine, sel aspirasi dari paru-paru atau tulang.
2.
Makanan : Bahan makanan suspek penyebab racun.
Gejala infeksi biasanya disebabkan oleh racun, dibebaskan dari hanya beberapa
staphylococci sehingga kultur yang diambil dari lesi biasanya negatif.
B.)Skema
Pemeriksaan:
A.
Hari Pertama
1.
Pemupukan
Sampel
dari bahan ditanam pada media pemupuk NaCl broth dieramkan 24 jam.
2. Isolasi
2. Isolasi
Sampel
bahan pemeriksaan diisolasi dalam media dan diinkubasi dalam inkubator dengan
suhu 37o C selama 24 jam.
suhu 37o C selama 24 jam.
a.
Biakan pada Agar Darah (BAP= Blood Agar Plate)
b. Biakan pada MSA (Manitol Salt Agar) di sekitar koloni jernih disebabkan β
hemolisin.
Media BAP untuk membedakan bakteri yang menghemolisa darah dan non hemolisa.
Hemolisa sempurna di sekitar koloni berwarna hijau disebabkan α hemolisin. Hemolisa
sebagian tidak terjadi perubahan disebabkan ɤ hemolisin. Non hemolisa
B. Hari Kedua.
Media BAP untuk membedakan bakteri yang menghemolisa darah dan non hemolisa.
Hemolisa sempurna di sekitar koloni berwarna hijau disebabkan α hemolisin. Hemolisa
sebagian tidak terjadi perubahan disebabkan ɤ hemolisin. Non hemolisa
B. Hari Kedua.
Pengamatan
koloni pada media:
a.
Media Agar Darah : Koloni berwarna kuning keemasan, halus, licin &
berpigmen.di
sekitar koloni menjadi jernih atau transparan.
sekitar koloni menjadi jernih atau transparan.
b. Media MSA : Koloni berwarna kuning, bersifat manitol fermenter,berwarna merah
berarti
tidak memecah manitol. Yang tumbuh pada media BAP dengan koloni
hemolisa positif kemudian dilakukan pembuatan preparat dan pewarnaanmetode
Gram ( karena Streptococcus juga hemolisa positif ).
tidak memecah manitol. Yang tumbuh pada media BAP dengan koloni
hemolisa positif kemudian dilakukan pembuatan preparat dan pewarnaanmetode
Gram ( karena Streptococcus juga hemolisa positif ).
Pemeriksaan
mikroskopis : dilakukan pewarnaan metode Gram.
1. Disiapkan 2 buah kaca obyek, isolate biakan (koloni lain lagi), karbol gentian violet,
pereaksi lugol, alkohol 95% ,pewarna safranin, minyak imersi.
2. Sapukan sedikit biakkan isolate bakteri di atas kaca obyek, ditambahkan 1 tetes air, kemudian
disuspensikan.
1. Disiapkan 2 buah kaca obyek, isolate biakan (koloni lain lagi), karbol gentian violet,
pereaksi lugol, alkohol 95% ,pewarna safranin, minyak imersi.
2. Sapukan sedikit biakkan isolate bakteri di atas kaca obyek, ditambahkan 1 tetes air, kemudian
disuspensikan.
3.
Kaca obyek diletakan di atas bak pewarna, kemudian digenangi dengan karbol
gentian violet
selama 1 menit. Kelebihan zat warna dibuang, dan dibilas dengan air mengalir.
selama 1 menit. Kelebihan zat warna dibuang, dan dibilas dengan air mengalir.
4.
Olesan digenangi dengan lugol selama 2 menit, pereaksi berlebih dibuang, dan
dibilas dengan
air mengalir.
air mengalir.
5.
Olesan digenangi oleh alkohol 95% tetes demi tetes selama 30 detik atau sampai semua
zat
warna hilang, kemudian dibilas dengan air mengalir.
warna hilang, kemudian dibilas dengan air mengalir.
6.
Pewarnaan yang terakhir dengan safranin selama 1 menit, kelebihan zat warna
dibuang dan
dibilas dengan air, kemudian dikeringkan dengan kertas saring.
dibilas dengan air, kemudian dikeringkan dengan kertas saring.
7.
Preparat dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dilanjutkan
100x.
8. Hasil percobaan digambar dengan teliti. Sel bakteri yang bewarna ungu menunjukkan bakteri
masuk kelompok gram positif, sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah.
8. Hasil percobaan digambar dengan teliti. Sel bakteri yang bewarna ungu menunjukkan bakteri
masuk kelompok gram positif, sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah.
Hasil Pemeriksaan :
•
Bentuknya Coccus/bulat, ungu gram positif
•
Ukurannya berdiameter 0,8-1 um
•
Susunannya 2-2, 4-4, bergerombol seperti buah anggur. Yang tumbuh pada MSA
(Manitol Salt
Agar) adalah bakteri Staphylococcus aureus sebab bakteri spesies ini tahan terhadap garam
yang tinggi dan juga memecah manitol. Oleh sebab itu MSA disebut sebagai media selektif.
Agar) adalah bakteri Staphylococcus aureus sebab bakteri spesies ini tahan terhadap garam
yang tinggi dan juga memecah manitol. Oleh sebab itu MSA disebut sebagai media selektif.
Koloni
yang positif diinokulasikan ke media diperkaya NAS (Nutrient Agar Slant)
dieramkan
24 jam 370C.
24 jam 370C.
C.
Hari Ketiga
Koloni
pada subkultur dilakukan uji biokimia, uji katalase dan uji serologi .
a.
Uji Biokimia: Bakteri diisolasi kedalam media NAS.
b.
Uji Katalase : 1 ose koloni + 1 ose H2O2 3%.
Hasil positif dengan indikasi dengan terbentuknya gelembung. Tes katalase menentukan
apakah organisme menghasilkan enzim katalase yang menguraikan hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen.
Hasil positif dengan indikasi dengan terbentuknya gelembung. Tes katalase menentukan
apakah organisme menghasilkan enzim katalase yang menguraikan hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen.
2
H2O2 catalase 2 H2O + O2
c.
Uji Serologi: CPT (Coagulation Plasma Test), 1 ose koloni + 1 ose plasma
sitrat,
campurkan, amati dalam 2 menit.
campurkan, amati dalam 2 menit.
Hasil
positif dengan indikasi cairan jernih dengan terbentuknya butiran-butiran
halus.
D. Hari Keempat
Mengamati
hasil inkubasi NAS untuk uji biokimia.
Uji
Biokimia : pigmennya berwarna kuning keemasan bila S. aureus, berwarna kuning
jeruk
bila S. citreus, bila berwarna putih S. albus.
bila S. citreus, bila berwarna putih S. albus.
Pembuatan
Media.
A. Blood
Agar (BA)
1. Alat
dan Bahan :
v Alat
:
a. Erlenmeyer
b. gelas
ukur
c. timbangan
d. petri
disk
e. pipet
volume
f. waterbath
g. Autoclave
v Bahan
:
1. Lab-Lemco
Powder 10 g
2. peptone
10 g
3. Sodium
Cloride 5g
4. Agar
15 g
5. Aquadest 1L
2. Cara
kerja:
a) Timbang 16 g BA masukkan ke dalam erlenmeyer.
b) Timbang
400 mL aquadest, tutup dg aluminium foil yang di lapisi kertas.
c) Dilarutkan
dalam waterbath pada suhu 118oC.
d) Dikeluarkan,
disterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121oC.
e) Dikeluarkan,
suhunya disesuaikan sampai 45oC – 55oC.
f) Di
tambahkan 20 mL (5%) darah domba steril bebas fibrin.
g) Dikocok
hingga homogen.
h) Dibagi
ke dalam petri disk @ 15 -20 mL.
Gambar Media Blood Agar
B. Mannitol
Salt Agar (MSA)
1. Alat
dan Bahan :

a. Erlenmeyer
b. Gelas
ukur
c. Timbangan
d. Tabung
reaksi
e. Kapas
f. Waterbath
g. Autoclave

a. Agar
– agar 12,0 g
b. Aquades
1,0 L
2. Cara
Kerja:
a. Ditimbang
16,2 g MSA dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
b. Ditambahkan
150 mL aquadest, ditutup dengan kertas.
c. Dilarutkan
dalam waterbath pada suhu 118oC.
d. Dikeluarkan,
dibagi ke dalam tabung reaksi @ 5 mL lalu ditutup dangan kapas.
e. Disterilkan
dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121oC.
f. Dikeluarkan,
dimiringkan sampai dingin.
Gambar Media Mannitol
Salt Agar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar