A.
Taxonomi
/ klasifikasi
Kingdom : Animalia (Hewan)
Filum :
Arthropoda (Arthropoda)
Kelas : Insecta (serangga)
Ordo : Diptera (Lalat)
Takson Tidak (Calyptratae)
Superfamili Oestroidea
Family : Sarcophagidae
Genus : flesh flies (Lalat Daging)
B.
Morfologi
Lalat dewasa
memiliki panjang 2-14 mm, Warna
abu-abu sebagian besar kusam,. Thorax
biasanya berwarna hitam. Perut berkotak-kotak, bergaris, Beberapa
spesies memiliki warna mata merah terang
Pada
larva flesh flies memiliki spirakel posterior diujung abdomen dan dikelilingi
oleh tuberkel. Spirakel memiliki spirakel posterior pasa family sarcophagidae
memiliki 3 buah spiracular slits yang tersusun convergen terhadap botton
Lalat
Flesh flies tertarik pada mayat hamper disemua situasi, terpapar ataupun
terlindung dari mata hari lingkungan basah ataupun kering, didalam ataupun
diluar ruangan. Mereka muncul pada mayat beberapa saat setelah blow flies
muncul. Lalat betina tidak meletakkan telur, melainkan larva stadium satu
mayat.
C.
Siklus
hidup
Daging kawin lalat terjadi paling
sering pada musim semi. Daging telur lalat tetap di dalam perut betina sampai
menetas, pada saat mana perempuan deposito larva ke dalam kotoran atau daging
membusuk. Setiap spesies lalat daging lebih menyukai benda yang berbeda, dengan
berbagai tahap dekomposisi. Apapun, setiap situs bertelur yang dipilih dengan
cermat untuk memastikan kelimpahan makanan bagi larva.
Seorang perempuan tunggal dapat
menghasilkan ratusan telur selama hidupnya dan lebih dari 25 larva menetas
mungkin pada satu waktu. Tergantung pada spesies, telur dapat menetas dalam
waktu 24 jam dan seluruh siklus hidup dari lalat daging mungkin selesai dalam
satu sampai tiga minggu.
Larva berwarna kuning dalam warna,
dengan kepala runcing. Mereka berkembang dalam daging yang membusuk, kotoran
dan sampah. Beberapa lalat daging lebih suka berkembang biak di dalam tikus
mati dan burung yang ditemukan di loteng, celah dan rongga dinding. Namun,
tahap larva dari lalat daging mungkin terbukti bermanfaat bagi manusia, sebagai
pakan larva hama lainnya. Daging lalat larva pakan selama kurang lebih empat
hari.
Setelah makan, larva lalat daging
menjadi kepompong. Sementara beberapa pupa tetap aktif selama beberapa minggu,
sebagian besar spesies muncul sebagai orang dewasa dalam waktu 12 sampai 15
hari. Ini mengukur orang dewasa antara 10 dan 14 milimeter panjang dan abu-abu
dalam warna, dengan garis-garis hitam atau coklat tua di sepanjang dada
D.
Penyakit
yang ditimbulkan
Meskipun
mereka dapat membawa basil kusta, lalat flesh flies biasanya tidak masalah
sebagai pembawa penyakit atau bahkan sebagai gangguan dan ancaman sedikit untuk
kesejahteraan manusia atau ternak. Beberapa kasus yang diketahui di mana daging
belatung lalat telah membenamkan dari luka ke dalam daging yang sehat ternak,
dan beberapa spesies dapat menyebabkan pseudomyiasis usus (infeksi oleh larva
lalat) pada manusia yang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan larva.
Lalat ini juga dapat menimbulkanb miasis kulit, miasis pada hidung dan sinus,
miasis pada jaringan-jaringan, miasis pada vagina dan usus.
E. Pencegahan
1) Cucilah counter atau
permukaan meja dapur setiap hari menggunakan sabun dan air , serta anda
bersihkan sisa-sisa saus atau remah-remah dengan sesegera mungkin.
2)
Anda
jangan membiasakan meninggalkan botol-botol minuman, kaleng,
dan gelas yang terisi jus, soda, anggur, liquor atau bir
karena ini akan menarik perhatian lalat.
3)
Anda
harus memastikan bahwa tempat cuci piring dan saluran airnya selalu
dalam keadaan bersih. Jika kotor, sisa remah atau residu bisa
menarik perhatian lalat. Jika Anda berpikir bahwa tempat cuci piring
di dapur menjadi tempat lalat berkumpul maka siramlah salurannya
dengan air setiap hari.
4)
Anda
harus memastikan seluruh piring makan tercuci dengan bersih
dan jangan membiarkan piring kotor. Jika memang tidak ada
sisa-sisa makanan di meja makan atau dapur maka periksalah piring-piring
kotor, biji, atau kulit buah-buahan yang mungkin tercecer di ruangan lain,
seperti di bawah kursi atau furnitur.
5)
Saat
cuaca panas, ikat dan pindahkan kantong sampah dari dapur setiap
hari dan pastikan tempat sampah tertutup rapat untuk menghindari kedatangan
lalat. Kotoran dan sampah dapur akan berubah dengan cepat dan bisa
menarik perhatian lalat.
6)
Jangan
lupa untuk membersihkan seluruh kaleng dan botol sebelum
menempatkannya di kantong daur ulang.
7)
Bungkus
dengan plastik makanan dan buah-buahan secara rapat atau
simpan di lemari es (khususnya untuk buah yang cepat busuk karena
jenis makanan ini seperti magnet bagi serangga kecil). Lalat sangat
senang untuk menempatkan telur-telurnya pada makanan ini.
8)
Jagalah
selalu pantry Anda, kentang atau bawang yang tersimpan
dalam kantong-kantong akan berubah cepat dalam suhu yang panas dan
akan menarik perhatian lalat.
F.
Pengobatan
Pengobatan terhadap penyakit myasis
dapat dilakukan dengan cara antara lain:
·
Bersihkan luka dengan antiseptik yang ada
·
Keluarkan larva dari dalam luka dengan cara dicabuti,
tetapi sebelumnya larva harus dibunuh dulu menggunakan insektisida seperti
(Coumaphos, Diazinon, Ivermectin)
·
Setelah
larvanya habis dicabuti, berikan salep (Diazinon atau Coumaphos) 2% dalam
vaselin dioleskan langsung disekitar borok untuk untuk mencegah infeksi ulang
·
Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antibiotik
(penicilin 20.000 IU/Kg bb) dan sulfanilamida serbuk.
·
Untuk mempercepat kesembuhan luka dapat diberikan minyak
ikan karena mengandung
vitamin A dan D yang bagus untuk regenerasi kulit.
·
Pengobatan
myiasis yang dilakukan di lapangan di Sumba Timur menggunakan karbamat dan
Echon. Kedua preparat ini cukup berbahaya karena merupakan insektisida sistemik
sehingga banyak dilaporkan adanya keracunan pada ternak pascapengobatan
·
Disamping
itu, digunakan juga obat-obat tradisional yaitu tembakau, batu baterai yang
dicampur dengan oli, selanjutnya dioleskan pada luka. Pengobatan dengan cara
ini ditujukan untuk mengeluarkan larva dari luka tetapi berakibat iritasi pada
kuhit
·
Campuran
dari 50 g yodium, 200 ml alkohol 75% dan 5 ml Ecoflee° yang selanjutnya
ditambah air hingga satu liter . Ramuan ini langsung disemprotkan pada luka
yang mengandung larva sehingga larva keluar dan luka menjadi mengecil .
pengobatan ini dilakukan 2x seminggu
·
Beberapa
insektisida botanis dari biji srikaya dan mindi, minyak atsiri, seperti minyak
atsiri nilam dan akar wangi j uga telah dicoba secara in vitro sebagai
insektisida botanis dan terbukti mampu mematikan larva C. bezziana
·
pemanfaatan
Bacillus thuringiensis untuk dijadikan bioinsektisi
G.
Pengendalian
Secara sistematis pengendalian lalat dapat digolongkan
menjadi :
- Pengendalian tanpa racun
- Pengendalian tanpa racun
- merupakan kunci utama pengendalian lalat karena kebanyakan dari mereka menyukai area-area yang lembab dan kotor
- sistem pembuangan sampah yang cepat dan efisien
- pembersihan saluran air secara berkala dan pengelolaan air limbah yang baik.
- mengurangi atau menutup semua akses masuk lalat ke dalam bangunan dengan kasa anti serangga terbang, tirai plastik (plastic curtain) atau tirai angin (air doors/wind screen)di pintu gudang, ruang produksi pabrik makanan, restoran, super market dll
- pemasangan perangkap lalat yang mengandung lem dengan atraktan (pheromone) di area luar untuk mencegah lalat masuk ke dalam bangunan, atau perangkap lalat dengan pheromone + cahaya ultra violet (fly light trap) di dalam bangunan, seperti restoran, lobby hotel, pabrik makanan dll
- pemasangan lampu sodium favor di sekeliling bangunan.
Pengendalian
dengan racun serangga
- Penyemprotan residual 6t larva treatment pada permukaan yang biasanya disenangi oleh lalat untuk
- hinggap termasuk bagian dasar TPSS, dengan menggunakan larutan racun serangga (larvasida, seperti golongan synthetic pyrethroid, carbamate atau Insect Growth Regulator) dan peralatan yang sesuai.
- Penyemprotan ruangan yang biasanya dikenal dengan pengkabutan (cold aerosol), sebaiknya dilakukan pada pagi hari (pukul 7-10) ketika lalat mulai melakukan aktifitas mencari makan (terbang), kegiatan ini sebaiknya dilakukan apabila diperlukan dengan menggunakan larutan insektisida golongan synthetic pyrethroid dan peralatan yang sesuai.
- Pengumpanan (baiting) dengan menggunakan umpan penarik yang dicampur dengan insektisida tertentu (sebaiknya jangan gunakan insektisida yang mempunyai daya usir/repe//ent, sesuai dosis anjuran) dan diletakkan di luar atau di dalam bangunan di mana lalat selalu ditemukan.
- Pengusiran (Repellent) ada beberapa insektisida pengusir (repellent) yang dapat digunakan untuk mengusir lalat dewasa masuk ke dalam bangunan, dan dapat disemprotkan secara otomatis setiap 20-30 menit.
- Pengendalian secara biologi (biological controlj, dengan menggunakan parasit (parasitoid) lalat merupakan salah satu cara alternatif yang telah diteliti tetapi sangat sulit untuk dilaksanakan oleh praktisi Pest Management Professionals (PMP's).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar