Rabu, 27 Juni 2012

lalat


A.   Taxonomi / klasifikasi
Kingdom   :  Animalia (Hewan)
Filum         :  Arthropoda (Arthropoda)
Kelas         : Insecta (serangga)
Ordo          : Diptera (Lalat)
Takson Tidak (Calyptratae)
Superfamili Oestroidea
Family        : Sarcophagidae
Genus        : flesh flies (Lalat Daging)
B.     Morfologi
Lalat dewasa memiliki panjang  2-14 mm, Warna  abu-abu sebagian besar kusam,. Thorax biasanya berwarna hitam. Perut berkotak-kotak, bergaris, Beberapa spesies memiliki warna mata merah terang

Pada larva flesh flies memiliki spirakel posterior diujung abdomen dan dikelilingi oleh tuberkel. Spirakel memiliki spirakel posterior pasa family sarcophagidae memiliki 3 buah spiracular slits yang tersusun convergen terhadap botton

Lalat Flesh flies tertarik pada mayat hamper disemua situasi, terpapar ataupun terlindung dari mata hari lingkungan basah ataupun kering, didalam ataupun diluar ruangan. Mereka muncul pada mayat beberapa saat setelah blow flies muncul. Lalat betina tidak meletakkan telur, melainkan larva stadium satu mayat.

C.   Siklus hidup
Daging kawin lalat terjadi paling sering pada musim semi. Daging telur lalat tetap di dalam perut betina sampai menetas, pada saat mana perempuan deposito larva ke dalam kotoran atau daging membusuk. Setiap spesies lalat daging lebih menyukai benda yang berbeda, dengan berbagai tahap dekomposisi. Apapun, setiap situs bertelur yang dipilih dengan cermat untuk memastikan kelimpahan makanan bagi larva.
Seorang perempuan tunggal dapat menghasilkan ratusan telur selama hidupnya dan lebih dari 25 larva menetas mungkin pada satu waktu. Tergantung pada spesies, telur dapat menetas dalam waktu 24 jam dan seluruh siklus hidup dari lalat daging mungkin selesai dalam satu sampai tiga minggu.
Larva berwarna kuning dalam warna, dengan kepala runcing. Mereka berkembang dalam daging yang membusuk, kotoran dan sampah. Beberapa lalat daging lebih suka berkembang biak di dalam tikus mati dan burung yang ditemukan di loteng, celah dan rongga dinding. Namun, tahap larva dari lalat daging mungkin terbukti bermanfaat bagi manusia, sebagai pakan larva hama lainnya. Daging lalat larva pakan selama kurang lebih empat hari.
Setelah makan, larva lalat daging menjadi kepompong. Sementara beberapa pupa tetap aktif selama beberapa minggu, sebagian besar spesies muncul sebagai orang dewasa dalam waktu 12 sampai 15 hari. Ini mengukur orang dewasa antara 10 dan 14 milimeter panjang dan abu-abu dalam warna, dengan garis-garis hitam atau coklat tua di sepanjang dada
D.   Penyakit yang ditimbulkan
Meskipun mereka dapat membawa basil kusta, lalat flesh flies biasanya tidak masalah sebagai pembawa penyakit atau bahkan sebagai gangguan dan ancaman sedikit untuk kesejahteraan manusia atau ternak. Beberapa kasus yang diketahui di mana daging belatung lalat telah membenamkan dari luka ke dalam daging yang sehat ternak, dan beberapa spesies dapat menyebabkan pseudomyiasis usus (infeksi oleh larva lalat) pada manusia yang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan larva. Lalat ini juga dapat menimbulkanb miasis kulit, miasis pada hidung dan sinus, miasis pada jaringan-jaringan, miasis pada vagina dan usus.
E.  Pencegahan

1)    Cucilah counter atau permukaan meja dapur setiap hari menggunakan sabun dan air , serta anda bersihkan sisa-sisa saus atau remah-remah dengan sesegera mungkin.

2)    Anda jangan membiasakan meninggalkan botol-botol minuman, kaleng, dan gelas yang terisi jus, soda, anggur, liquor atau bir karena ini akan menarik perhatian lalat.

3)    Anda harus memastikan bahwa tempat cuci piring dan saluran airnya selalu dalam keadaan bersih. Jika kotor, sisa remah atau residu bisa menarik perhatian lalat. Jika Anda berpikir bahwa tempat cuci piring di dapur menjadi tempat lalat berkumpul maka siramlah salurannya dengan air setiap hari.

4)    Anda harus memastikan seluruh piring makan tercuci dengan bersih dan jangan membiarkan piring kotor. Jika memang tidak ada sisa-sisa makanan di meja makan atau dapur maka periksalah piring-piring kotor, biji, atau kulit buah-buahan yang mungkin tercecer di ruangan lain, seperti di bawah kursi atau furnitur.

5)    Saat cuaca panas, ikat dan pindahkan kantong sampah dari dapur setiap hari dan pastikan tempat sampah tertutup rapat untuk menghindari kedatangan lalat. Kotoran dan sampah dapur akan berubah dengan cepat dan bisa menarik perhatian lalat.

6)    Jangan lupa untuk membersihkan seluruh kaleng dan botol sebelum menempatkannya di kantong daur ulang.

7)    Bungkus dengan plastik  makanan dan buah-buahan secara rapat atau simpan di lemari es (khususnya untuk buah yang cepat busuk karena jenis makanan ini seperti magnet bagi serangga kecil). Lalat sangat senang untuk menempatkan telur-telurnya pada makanan ini.

8)    Jagalah selalu pantry Anda, kentang atau bawang yang tersimpan dalam kantong-kantong akan berubah cepat dalam suhu yang panas dan akan menarik perhatian lalat.

F.    Pengobatan
Pengobatan terhadap penyakit myasis dapat dilakukan dengan cara antara lain:
·         Bersihkan luka dengan antiseptik yang ada
·         Keluarkan larva dari dalam luka dengan cara dicabuti, tetapi sebelumnya larva harus dibunuh dulu menggunakan insektisida seperti (Coumaphos, Diazinon, Ivermectin)
·         Setelah larvanya habis dicabuti, berikan salep (Diazinon atau Coumaphos) 2% dalam vaselin dioleskan langsung disekitar borok untuk untuk mencegah infeksi ulang
·         Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antibiotik (penicilin 20.000 IU/Kg bb) dan sulfanilamida serbuk.
·         Untuk mempercepat kesembuhan luka dapat diberikan minyak ikan karena mengandung vitamin A dan D yang bagus untuk regenerasi kulit.
·         Pengobatan myiasis yang dilakukan di lapangan di Sumba Timur menggunakan karbamat dan Echon. Kedua preparat ini cukup berbahaya karena merupakan insektisida sistemik sehingga banyak dilaporkan adanya keracunan pada ternak pascapengobatan
·         Disamping itu, digunakan juga obat-obat tradisional yaitu tembakau, batu baterai yang dicampur dengan oli, selanjutnya dioleskan pada luka. Pengobatan dengan cara ini ditujukan untuk mengeluarkan larva dari luka tetapi berakibat iritasi pada kuhit
·         Campuran dari 50 g yodium, 200 ml alkohol 75% dan 5 ml Ecoflee° yang selanjutnya ditambah air hingga satu liter . Ramuan ini langsung disemprotkan pada luka yang mengandung larva sehingga larva keluar dan luka menjadi mengecil . pengobatan ini dilakukan 2x seminggu
·         Beberapa insektisida botanis dari biji srikaya dan mindi, minyak atsiri, seperti minyak atsiri nilam dan akar wangi j uga telah dicoba secara in vitro sebagai insektisida botanis dan terbukti mampu mematikan larva C. bezziana
·         pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk dijadikan bioinsektisi


G.   Pengendalian
Secara sistematis pengendalian lalat dapat digolongkan menjadi :
- Pengendalian tanpa racun
  1. merupakan kunci utama pengendalian lalat karena kebanyakan dari mereka menyukai area-area yang lembab dan kotor
  2. sistem pembuangan sampah yang cepat dan efisien
  3. pembersihan saluran air secara berkala dan pengelolaan air limbah yang baik.
  4. mengurangi atau menutup semua akses masuk lalat ke dalam bangunan dengan kasa anti serangga terbang, tirai plastik (plastic curtain) atau tirai angin (air doors/wind screen)di pintu gudang, ruang produksi pabrik makanan, restoran, super market dll
  5. pemasangan perangkap lalat yang mengandung lem dengan atraktan (pheromone) di area luar untuk mencegah lalat masuk ke dalam bangunan, atau perangkap lalat dengan pheromone + cahaya ultra violet (fly light trap) di dalam bangunan, seperti restoran, lobby hotel, pabrik makanan dll
  6. pemasangan lampu sodium favor di sekeliling bangunan.
Pengendalian dengan racun serangga
  1. Penyemprotan residual 6t larva treatment pada permukaan yang biasanya disenangi oleh lalat untuk
  2. hinggap termasuk bagian dasar TPSS, dengan menggunakan larutan racun serangga (larvasida, seperti golongan synthetic pyrethroid, carbamate atau Insect Growth Regulator) dan peralatan yang sesuai.
  3. Penyemprotan ruangan yang biasanya dikenal dengan pengkabutan (cold aerosol), sebaiknya dilakukan pada pagi hari (pukul 7-10) ketika lalat mulai melakukan aktifitas mencari makan (terbang), kegiatan ini sebaiknya dilakukan apabila diperlukan dengan menggunakan larutan insektisida golongan synthetic pyrethroid dan peralatan yang sesuai.
  4. Pengumpanan (baiting) dengan menggunakan umpan penarik yang dicampur dengan insektisida tertentu (sebaiknya jangan gunakan insektisida yang mempunyai daya usir/repe//ent, sesuai dosis anjuran) dan diletakkan di luar atau di dalam bangunan di mana lalat selalu ditemukan.
  5. Pengusiran (Repellent) ada beberapa insektisida pengusir (repellent) yang dapat digunakan untuk mengusir lalat dewasa masuk ke dalam bangunan, dan dapat disemprotkan secara otomatis setiap 20-30 menit.
  6. Pengendalian secara biologi (biological controlj, dengan menggunakan parasit (parasitoid) lalat merupakan salah satu cara alternatif yang telah diteliti tetapi sangat sulit untuk dilaksanakan oleh praktisi Pest Management Professionals (PMP's).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar